Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pesawat di Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan dalam bersaing dengan bengkel pesawat di luar negeri. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 70% pesawat yang beroperasi di Indonesia menggunakan layanan MRO dari bengkel pesawat di luar negeri, sementara hanya 30% yang menggunakan layanan MRO di dalam negeri. Singapura, salah satu pesaing utama Indonesia dalam bidang ini, secara khusus disebutkan sebagai negara yang banyak dipilih untuk layanan MRO oleh operator pesawat di Indonesia.
Syahroni Ahmad, Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kemenperin, mengungkapkan hal ini dalam sebuah konferensi pers di kantor Kemenperin pada Jumat, 12 Juli 2024. Menurutnya, pemerintah Indonesia terus mendorong negara-negara lain, termasuk di kawasan Eropa, untuk memberikan lisensi MRO kepada Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan porsi pesawat yang menjalani proses Maintenance di dalam negeri, sehingga dapat melebihi angka saat ini yang hanya mencapai 30%.
“Ini merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan dukungan lisensi MRO dari negara-negara Eropa melalui perjanjian seperti EU-CEPA. Perusahaan MRO di Eropa memiliki standar yang seragam dan berlisensi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas MRO di dalam negeri,” ujar Syahroni.
Terkait dengan kontribusi sektor jasa dalam global value chain, Syahroni menekankan bahwa sektor ini memiliki peran yang cukup signifikan dibandingkan dengan proses produksi secara langsung. Hal ini sejalan dengan praktek yang dilakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, di mana nilai tambah dari desain dan jasa lebih diutamakan daripada proses manufaktur yang intensif.
“Contohnya adalah Nike, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang terkenal. Nike tidak memproduksi sepatu secara langsung, namun mereka fokus pada desain dan pengembangan produk. Produksi sepatu dilakukan oleh pabrik-pabrik yang berlokasi di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Model ini memberikan nilai tambah yang signifikan pada desain produk,” paparnya.
Pemerintah Indonesia juga terus mendorong keterlibatan aktif dalam global value chain dengan memberikan dukungan kepada industri kecil dan menengah (IKM). Upaya ini mencakup pelatihan dan pendampingan dalam hal ekspor, sehingga IKM dapat berperan lebih aktif dalam rantai nilai global.
“Dengan melibatkan IKM dalam global value chain, kita berharap dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri MRO pesawat, serta meningkatkan kontribusi sektor jasa dalam perekonomian nasional,” tambah Syahroni.
Langkah-langkah strategis ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan industri MRO pesawat di Indonesia agar lebih mandiri dan kompetitif secara global. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memanfaatkan potensi pasar regional dan global, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan layanan MRO bagi operator pesawat domestik maupun internasional.
More Stories
Ear Drop: Solusi Praktis untuk Masalah Telinga
Memahami Usus Buntu: Pemicu, Indikasi, serta Penanganannya
Kenali Gejala Gagal Ginjal yang Perlu Kamu Waspadai